Pada tahun 1887, Arbecromby dan Hildebrandsson mengelompokkan
awan menjadi 4 bagian kelompok utama. Setiap kelompok diidentifikasi
berdasar letak ketinggiannya dari muka bumi: awan tinggi, awan menengah
dan awan rendah. Kelas ke-4-nya lebih pada pembentukan vertikal dari
awan.
1. Awan tinggi
Awan tinggi pada derajat lintang bumi menengah dan rendah umumnya
terbentuk pada ketinggian di atas 6000 m. Karena udara pada ketinggian
ini cukup dingin dan kering, awan tinggi terbentuk dari kristal es dan
agak lebih tipis. Awan tinggi nampak putih, kecuali mendekati pada saat
mahari terbit dan terbenam, awan dipengaruhi oleh pantulan sinar
matahari sehingga nampak kemerahan, jingga maupun kuning.
Kelompok awan tinggi yang paling sering nampak adalah awan cirrus,
ia nampak tipis, ringan tertiup angin tinggi seperti pita-pita panjang.
Awan ini biasa disebut dengan awan buntut kuda betina. Awan cirrus
biasanya berpindah ditiup angin di langit dari barat ke selatan, pada
saat cuaca cerah.
Awan cirrocomulus, nampak lebih jarang dibading awan
cirrus, mengelompok kecil, bulat, mengepul tunggal maupun membentuk
barisan panjang. Jika bentuknya baris berbaris, ia nampak bergelombang
sehingga membedakan dengan awan cirrus maupun cirrostratus.
Awan cirrostratus nampak tipis, bagaikan lembaran
utuh menutup keseluruhan langit. Kerena begitu tipisnya, matahari dan
bulan dapat jelas terlihat. Kristal-kristal es pada awan ini membelokkan
sinar yang melewatinya dan kadang membentuk sebuah lingkaran sinar
(halo).
2. Awan menengah
Awan diketinggian menegah bersemayam pada ketinggian 2000-7000 m.
Awan-awan ini tersusun dari titik-titik air dan kristal-kristal es.
Altocomulus adalah awan menengah yang tersusun dari
titik kecil air, dan ketebalannya jarang melebihi 1 km. Mereka
menampakkan diri dalam warna abu-abu, bergumpal-gumpal dalam masa yang
cukup besar, seringkali tampak meluncur berparalel layaknya gelombang
laut. Umumnya, pada suatu bagian nampak lebih gelap dari bagian lainnya,
hal ini yang membedakan dengan cirrocomulus. Bagian gumpalan tunggalnya
nampak lebih besar dari gumpalan tunggal cirrocomulus.
Jika awan ini bentuknya terdapat bulat-bulat dan bergulung-gulung, awan
ini sudah digolongkan ke awan altocomulus. Awan altocomulus yang nampak
seperti ’benteng-benteng kecil’ di langit mengindikasikan adanya udara
naik membumbung tinggi. Jika awan ini muncul pada saat sore hari yang
panas dan lembab, ia menandakan bahwa akan datang angin ribut disertai
petir dan guntur.
Awan altostratus adalah awan abu-abu atau biru
keabu-abuan tersusun atas kristal-kristal es maupun butir-butir air
kecil. Altrostatus sering tampah menutupi keseluruhan langit yang
menutupi wilayah permukaan bumi maha luas hingga mencapai ratusan
kilometer persegi. Awan ini sering menciptakan badai yang menggapai area
yang luas disertai hujan yang relatif tak henti-henti.
3. Awan rendah
Awan rendah terletak di bawah 2000 meter, awan ini terbentuk dari kumpulan partikel-partikel air.
Nimbrostarus adalah awan rendah berwarna abu-abu
gelap, nampak basah yang diasosiasikan dengan turunnya hujan yang terus
menerus. Intesitas hujannya ringan hingga sedang, tidak pernah lebat
atau deras. Nimbostarus biasanya tampak lebih gelap dibanding
altostratus, bulan maupun matahari yang tertutup oleh awan ini tak akan
tampak.
Stratocomulus adalah awan yang nampak sedikit agak
kental berbaris-baris, bergumpal-gumpal bulat dimana diantara nampak
langit berwarna biru. Seringkali nampak pada saat mendekati
terbenamnanya matahari. Warna dari awan ini berkisar dari terang cerah
hingga abu-abu gelap. Awan ini berbeda dengan altocomulus, karena awan
ini memiliki basis yang lebih rendah dan ukuran awan-awan tunggalnya
lebih besar. Hujan jatuh dari jenis awan ini.
Stratus adalah awan yang berwana keabu-abuan yang menutupi seluruh
lagit. Awan ini menyerupai kabut dan tak menyentuh permukaan daratan.
Normalnya, tidak ada turun hujan yang jatuh dari awan ini, namun kadang
terdapat hujan rintik-rintik.
4. Awan dengan pembentukan vertikal
Awan comulus nampak seperti serpihan kapas yang
mengapung di langit dengan batas luar yang kelihatan tegas dan bagian
bawahnya (dasarnya) datar. Bagian dasarnya berwarna abu-abu terang, dan
pada hari yang panas ketinggiannya hanya 1000 m di atas permukaan
daratan yang dapat menutupi luas hingga 1 km2 atau lebih.
Awan ini di bagian puncaknya memiliki sebuah kubah, sebagai
kebalikannya daripada stratocumulus yang puncaknya datar. Gumpalan awan
yang menunjukkan hanya sedikit agak vertikal tumbuhnya dinamakan cumulus humilis
dan diasosiasikan dengan cuaca terang. Sedang jika awan ini pada bagian
sisi-sinya nampak tidak rata (compang camping), dan lebih kecil dari
cumulus humilis, dinamakan cumulus fractus. Awan ini
sering terbentuk pada pagi hari yang agak panas dan berkembang menjadi
lebih besar dan tinggi secara pada sore hari. Ketika gumpalan awan ini
berkembang lagi hingga menyerupai bagian kepala bunga kol maka awan ini
dinamakan cumulus congestus atau menara gumapalan awan.
Hujan yang turun dari awan ini selalu deras. Jika awan ini terus
berkembang kea rah vertikal dan makin membesar, awan ini dinamakan culumusnimbus (awan
hujan badai yang disertai petir). Bagian dasar yang berwana abu-abu
cerah dari awan ini berketinggian sekitar 600 m, sedangkan puncaknya
bisa mencapai pada 12.000 m (lapisan tropopaus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar